POLEMIK DUNIA KERJA DAN STRATA PENDIDIKAN

Saat ini kita ketahui banyak sekali bidang pekerjaan yang ada di dunia kerja. Beberapa orang terkadang berfikir untuk masuk di dalam dunia kerja harus sesuai dengan jurusan yang dipelajari atau di ikuti pada masa sekolah maupun perkuliahan. Bagi yang berkuliah di jurusan kedokteran ya pasti akan bekerja sebagai dokter, dengan segala tanggung jawab moral dan spiritualnya. Yang berkuliah sebagai seorang sarjana ekonomi atau keuangan, perpajakan dan sejenisnya pastinya berharap untuk bekerja di bidang yang sesuai, perbankan ekonom, pengamat keuangan, kantor pajak dan lain sebagainya.
Tapi tidak sedikit juga yang memiliki mindset yang berbeda. Jenjang perkuliahan adalah masa atau saat dimana kita mencari jati diri dan teman, ya..! Just as simple like that. Banyak kalangan juga tidak peduli terhadap bidang perkuliahan yang diambil dengan dunia kerja yang akan dilakoni. Kita bisa temukan ada seorang sarjana ekonomi tapi bekerja sebagai kasir di salah satu toko, sarjana pendidikan yang bukannya menjadi seorang guru malah memilih menjadi seorang arsitek bangunan. Dan sarjana hukum yang notabene menjadi seorang notaris, memilih menjadi seorang teknisi elektronik.

Apa penyebab terjadinya polemik dalam dunia persilatan tersebut? Beberapa orang berpendapat:
"Kerja dimana aja gak masalah, yang penting bisa punya penghasilan"
"Susah kalau kita mau kerja sesuai dengan jurusan, selain kuota penerimaan yang sesuai hanya sedikit, saingan nya banyak!"
"Test nya susah, banyak kepentingan dan titipan dari oknum oknum yang lebih diutamakan! Kita modal jujur dan dengkul gini mana mau dilirik!"

Nah loh... itu baru segelintir orang yang berpendapat. Jika dirangkum dari banyaknya orang yang memberikan pendapat, bisa kita pastikan bahwa jenjang pendidikan sampai ke dunia kerja bukanlah hal yang terlalu dipermasalahkan.

Jika tiap tahun lulusan sarjana di seluruh universitas yang ada di indonesia baik yang negeri ataupun yang swasta dikumpulkan bayangkan saja ada berapa ribu sarjana muda yang berebut kursi panas untuk duduk di perusahaan / kantor yg diminati. Pertanyaan nya adalah.. "apakah kuota penerimaan pegawai baik swasta maupun negeri mencukupi?" Belum lagi ditambah dengan sarjana sarjana dari lulusan tahun sebelumnya yang juga "pasti" akan mencoba mencari lapangan pekerjaan yang lagi lagi sama dengan jurusan yang diambil semasa kuliah. Bertambah saingan akan memperkecil peluang untuk meraih kursi panas yang diidamkan.!

Hal inilah yang menjadi dasar pengambilan keputusan dalam mencari pekerjaan..

Lalu apakah mereka yang bekerja tidak sesuai dengan pengetahuan dan disiplin ilmunya merasa berat dan bermasalah dalam melaksanakan tugas? Tunggu duluu.. Penyesuaian itu memang dibutuhkan dan perlu dilaksanakan. Tapi dengan seiring berjalan nya waktu, kebiasaan melaksanakan rutinitas akan membuat skill dan pengetahuan juga berkembang, kebiasaan di bangku kuliah duduk di belakang meja dengan santai akan teriris dan tergantikan dengan kebiasaan memegang sapu, alat pembersih, obeng, cangkul dan lain lain sesuai dengan dunia kerja yang sedang dilakoni saat ini..
Lalu.. apakah hal ini membuat semangat dan spirit bekerja jadi berkurang? Sebagian berpendapat:

"Mau gimana lagi, daripada gak kerja dan tidak berpenghasilan..
"Wah kalau saya sudah biasa melaksanakan pekerjaan kasar, jadi pekerjaan seperti ini (menyapu, mengepel, mencangkul dsb) sudah biasa saya kerjakan"
"Saya punya anak masih bayi mas, kasian anak saya kalau ga bisa saya belikan susu"
"Yang penting pekerjaan yang saya lakukan halal, jadi apapun akan saya lakukan"

Lalu jika akhirnya dunia kerja kita tidak sesuai dengan yang kita harapkan, lantas mengapa harus bersekolah setinggi-tingginya?
Ini adalah polemik dan sedikit bersifat dilematis dimana antara output sebuah universitas adalah seorang sarjana harus merelakan strata pendidikan sarjananya untuk mencari pekerjaan. Dan sekali lagi "apapun akan dilakukan yang penting pekerjaan halal dan bisa berpenghasilan untuk menafkahi keluarga".

Pengalaman menarik ini sangat banyak terjadi di negara kita. Akan tetapi kita selayaknya yakin sesungguhnya setiap rezeki manusia itu sudah diatur oleh yang maha kuasa, apapun pekerjaan, bidang yang kita lakukan saat ini adalah jalan rezeki yang sudah digariskan oleh yang maha kuasa, dan satu hal yang paling penting... Yakinlah.. setiap perjuangan akan membuahkan hasil.. Gusti Allah mboten sare...

LIA, 11-4-2017
mechanical maintenance technician selection process.


Comments

Popular posts from this blog

ELEKTRONIKA DASAR - RESISTOR (tahanan)

DIAM BUKAN BERARTI TIDAK PEKA..!